JURNAL IT - Birokrasi di negara kita menghadapi beberapa persoalan mendasar. Pertama, mentalitas aparatur yang dipengaruhi oleh politisasi birokrasi selama puluhan tahun.
Banyak aparatur yang lebih prihatin dengan urusan politik dan bisnis daripada menjadi pelayan negara. Kedua, posisi pemerintah dan rakyat yang masih mencerminkan sikap kolonial.
Pemerintah seringkali memposisikan diri sebagai produsen dan rakyat sebagai konsumen.
Sebagai produsen, pemerintah memiliki kendali atas harga dan distribusi produk atau layanan, sehingga rakyat seringkali merasa tergantung dan diatur oleh pemerintah.
Selain itu, pemerintah dianggap sebagai penguasa dan rakyat sebagai yang dikuasai.
Kekuasaan yang dimiliki oleh pemerintah memberikan keleluasaan untuk menentukan tindakan terhadap rakyat yang dikuasainya. Akibatnya, rakyat cenderung mengikuti pilihan dan tindakan yang ditawarkan oleh pemerintah.
Mentalitas aparatur birokrasi juga cenderung hanya menjalankan tugas sebagai pegawai negeri sipil tanpa semangat dan profesionalisme yang memadai.
Kinerja menjadi lambat dan sulit, kecuali jika diberikan insentif khusus dari pihak yang berkepentingan.
Orientasi pada materi juga menjadi masalah, yang menyebabkan birokrasi menjadi mahal. Hal ini bisa disebabkan oleh sistem kepegawaian yang membutuhkan insentif tidak hanya berdasarkan prestasi kerja, serta penggajian dan tunjangan yang kurang memadai.
Selain itu, terdapat kepentingan pribadi atau kelompok yang menjadi faktor penting dalam sistem rekruitmen.
Hal ini membuat birokrasi sulit ditembus oleh satu golongan, sementara golongan lain mendapatkan kemudahan akses. Hal ini menyebabkan ketidakadilan, padahal tujuan negara adalah keadilan.
Secara keseluruhan, tantangan dalam birokrasi kita meliputi mentalitas politis, posisi yang masih kolonial, dan hambatan dalam hal biaya.(*)
Lanjut Bagian 4 (Selesai): Rahasia di Balik Birokrasi #4 (Habis): Alternatif Perbaikan Birokrasi
0 Komentar