Becak vs Kuntilanak
Malam dingin, bro! Si tukang becak udah manyun dari sore, gak ada penumpang sama sekali. Akhirnya dia putuskan buat pulang aja. Eh, di tengah jalan, tiba-tiba ada cewek rambut panjang melambai manggil becaknya. Dalam hati, si tukang becak langsung mikir, "Wah, rezeki nih!"
Cewek itu naik becak, dan si tukang becak pun nanya, "Mau kemana nih, mbak?"
Si cewek cuma jawab santai, "Jalan aja dulu, ntar gue kasih tau."
Pas udah deket kuburan, tiba-tiba si cewek bilang, "Stop, bang!"
Begitu cewek itu turun, si tukang becak kaget setengah mati. Dia ngeliat kaki cewek itu gak nyentuh tanah! Sambil gemeteran, dia teriak, "Hiii... Kuntilanakkkkk!"
Si cewek malah noleh dengan tatapan sinis, "Biarin aja... daripada elu, tukang becak!"
Mukidi di Hotel Bintang 5
Mukidi lagi seneng banget, nih! Dia baru aja dapet bonus liburan ke Singapura dan nginep di hotel bintang 5. Pas lagi asik nonton TV di kamar, eh tiba-tiba ada tikus lewat di depannya. Panik, dong! Dia pengen banget komplain ke resepsionis, tapi bingung gimana ngomongnya dalam bahasa Inggris.
Akhirnya Mukidi nekat nelpon resepsionis. Percakapannya begini:
Mukidi: "Sir, you know Tom and Jerry?"
Resepsionis: "Yes, I know. Why, sir?"
Mukidi: "Jerry is here...!!!"
Mukidi ditilang Polisi
Di pinggiran kota Semarang yang ramai, Mukidi, seorang karyawan pabrik roti, ngebut naik motor karena takut terlambat kerja. Tanpa peduli rambu-rambu lalu lintas, dia bablas aja.
Tiba-tiba...
Polantas: "Stopppp!"
Mukidi yang agak panik langsung nanya, "Kok disetop kenapa, Pak?"
Polisi: "Anda melanggar rambu lalu lintas! Keluarin SIM, STNK, dan KTP sekarang!"
Mukidi langsung putar otak, pake jurus ngeles: "Waduh, maaf Pak, saya nggak punya. Saya masih anak sekolah, Pak..."
Polisi: "Kalau gitu, motor saya tahan. Siapkan Rp 500.000 buat tilang di BRI."
Mukidi makin pusing dan nyoba ngeles lagi: "Aduh, Pak, kan saya anak sekolah. Duit segitu mana punya, damai aja gimana, Pak?"
Polisi: "Emang kamu punya duit berapa buat damai?"
Mukidi: "Tadi saya liat Bapak merokok, gimana kalo saya beliin rokok di warung seberang?"
Polisi yang rada males ribet: "Ya udah, beliin Marlboro ya, tapi motor tetep saya tahan."
Mukidi langsung nyebrang ke warung dan ngomong ke abang warung, "Bang, saya disuruh ambil rokok sama Pak Polisi di seberang itu!" Sambil nunjuk polisi.
Mukidi pesen, "Marlboro 4 bungkus, Bang!"
Abang warung curiga, "Polisi yang mana? Jangan coba-coba nipu saya!"
Mukidi langsung teriak ke polisi, "Pak, Pak! Ini rokok yang Bapak mau kan?" Sambil tunjukin Marlboro.
Polisi yang gak mikir panjang, jawab, "Yaaa, sippp!"
Mukidi senyum licik, "Tuh, kan! Nanti dia yang bayar!" Sambil nyeberang lagi bawa 4 bungkus rokok.
Dua bungkus dia kantongin, dua lagi dia kasih ke polisi, "Nih, Pak, dua bungkus."
Polisi ngangguk aja, "Hmm... baiklah. Lain kali hati-hati ya!"
Mukidi buru-buru pamit, "Makasih, Pak!" Lalu langsung tancap gas, kabur secepat kilat!
Dua jam kemudian...
Abang warung datang ke pos polisi, "Pak, tadi suruhan Bapak ngambil rokok Marlboro 4 bungkus, katanya Bapak yang bayar."
Polisi kaget, "Haaahh!! Bedes sialan! Polisi pun dia tipu juga!!!"
Mukidi Karaoke
Mukidi lagi asik di karaoke, terus dia panggil mbak penjaga buat request lagu.
Mukidi: "Mbak, boleh minta lagu?"
Mbak: "Boleh, Mas. Lagunya apa?"
Mukidi: "Otak."
Mbak bingung: "Otak? Penyanyinya siapa ya?"
Mukidi dengan percaya diri: "Dlloyd, Mbak."
Mbak tambah bingung: "Dlloyd? Kayaknya gak ada deh lagu Dlloyd yang judulnya Otak."
Mukidi sambil senyum: "Gini lho, Mbak, lagunya yang ini: *'Otak mungkin... tak mungkin aku kembali...'"
Mbak: "Ohhh! Maksudnya 'Tak Mungkin Kembali!' Ya ampun, Mas..."
Mukidi Cerdas di Kelas
Mukidi yang masih SD lagi ditanya sama Bu Fanny, gurunya:
Bu Fanny: "Mukidi! Ada 5 bebek yang lagi cari makan di sawah. Kalau ditembak pemburu dan kena satu, yang tinggal berapa?"
Mukidi mikir sejenak, terus jawab dengan yakin: "Gak ada sisanya, Bu."
Bu Fanny heran: "Kenapa gak ada sisanya?"
Mukidi: "Soalnya yang lain pada terbang karena kaget, Bu!"
Bu Fanny senyum bijak dan bilang: "Sebenarnya bukan itu jawabannya, tapi Bu Guru suka cara berpikir kamu."
Mukidi gak mau kalah: "Boleh saya tanya Bu Guru sekarang?"
Bu Fanny: "Boleh, Mukidi."
Mukidi: "Ada tiga wanita makan es krim, satu dikunyah-kunyah, yang satu digigit-gigit, dan yang terakhir dijilat-jilat. Pertanyaannya, wanita mana yang sudah menikah?"
Tanpa pikir panjang, Bu Fanny jawab: "Yang jilat-jilat es krimnya, dong."
Mukidi senyum-senyum dan bilang: "Sebenarnya yang sudah menikah itu yang pake cincin kawin, Bu... tapi saya suka cara berpikir Ibu!"
....gkgkgkgk
Kisah Masa Sekolah Mukidi
Suatu hari di kelas, Bu Guru bertanya kepada murid-muridnya, "Anak-anak, siapa yang mau masuk surga?"
Serempak, semua murid menjawab dengan semangat, "Sayaaaa!"
Tapi, Mukidi yang duduk di belakang cuma diam aja.
Bu Guru pun bertanya lagi, "Siapa yang mau masuk neraka?"
Anak-anak langsung teriak, "Tidak mauuuuu!"
Mukidi tetap diam tanpa suara. Melihat itu, Bu Guru mendekati Mukidi dan bertanya, "Mukidi, kamu mau masuk surga atau neraka?"
Dengan wajah polos, Mukidi menjawab, "Nggak dua-duanya, Bu Guru."
Bu Guru bingung, "Lho, kenapa Mukidi?"
Mukidi sambil nyengir bilang, "Soalnya, waktu ayah saya mau meninggal, beliau berpesan, 'Mukidi... apapun yang terjadi, kamu harus masuk UGM!'"
Mukidi dan Dokternya
Dokter: "Pak Mukidi, jaga kolesterol ya! Hindari makan daging berlemak dan jeroan, terutama kambing!"
Mukidi: "Waduh, Dok, kambing itu kesukaan saya. Jadi, saya mesti makan apa sekarang?"
Dokter: "Pokoknya, makan yang berenang di air tawar aman buat dimakan."
Seminggu kemudian, dokter mampir ke rumah Mukidi.
Dokter: "Pak Mukidi ada?"
Pembantu: "Ada, Dok. Bapak sejak pagi lagi berenang tuh, di kolam renang."
Dokter: "Wah, rajin olahraga ya?"
Pembantu: "Bukan, Dok. Bapak lagi ngajarin kambing berenang... biar aman dimakan, katanya."
Dokter: "???"
Mukidi dan Nasi Goleng
Hari ke-1:
Mukidi, yang cadel, datang ke abang nasi goreng di dekat rumahnya.
Mukidi: "Bang, beli nasi goleng satu ya!"
Abang: "Hah? Nasi apa?" (Ngeledek)
Mukidi: "Nasi goleng!"
Abang: "Apaan tuh?" (Masih ngeledek)
Mukidi kesal: "NASI GOLENG!!!"
Abang sambil ketawa: "Oh, nasi goleng..."
Ditertawakan pembeli lain, Mukidi pulang dengan hati kesal dan bertekad berlatih mengucapkan nasi goreng dengan baik.
Hari ke-2:
Dengan semangat, Mukidi datang lagi.
Mukidi: "Bang, saya mau beli NASI GORRRENG! Bungkus!" (Dengan penuh percaya diri)
Abang: "Oke, pake apa?"
Mukidi: "Pake telol..." (Sedih lagi)
Mukidi tertawa getir, pulang lagi buat berlatih cara ngomong telor sampai benar.
Hari ke-3:
Mukidi datang lagi dengan semangat baru.
Mukidi: "Bang, beli NASI GORRRRENG, pake TELORRRR! Bungkus!" (Mantap banget)
Abang: "Ceplok apa dadar?"
Mukidi: "Dadal..." (Jadi sedih lagi)
Mukidi pulang lagi dengan tekad kuat berlatih mengucapkan dadar.
Hari ke-4:
Setelah latihan keras, Mukidi yakin banget ini bakal berhasil.
Mukidi: "Bang, beli NASI GORRRRENG, pake TELORRR, di DADARRRR! Satu bungkus!"
Abang terkesan: "Wah, hebat kamu! Udah gak cadel lagi nih! Oke, harganya Rp7.500."
Mukidi kasih uang Rp8.000. Lama ditunggu, kembalian gak dikasih.
Mukidi: "Bang, kembalian saya mana?"
Abang sambil senyum ngeledek: "Oh iya, kamu kasih Rp8.000, harganya Rp7.500. Jadi kembalinya berapa?"
Mukidi mendadak gugup, tapi akhirnya ia mendapatkan jawabannya.
Mukidi dengan lantang: "GOPEK, Bang!"
Mukidi pulang dengan senyum lebar, merasa menang.
Molal of the Stoly:
Hidup adalah peljuangan, beljuanglah telus dan jangan pernah MENYELAH! Sebab, selalu ada cala kalau kita gak nyelah!
Selamat belaktifitas!
Rujuk
Seorang suami yang menyesal setelah menceraikan istrinya lalu menelpon:
Suami: "Sayang, maafkan aku. Aku mau rujuk sama kamu."
Istri dengan nada tenang: "Di dekatmu ada gelas?"
Suami bingung: "Hah, gelas? Gak ada. Emang kenapa?"
Istri: "Kalau gitu, pergi ke dapur dan ambil gelas sekarang."
Suami yang heran: "Kayaknya kamu udah gak beres deh. Tapi oke lah, aku ambil gelasnya."
Istri: "Sekarang lempar gelas itu ke lantai."
Suami: "Sudah aku lempar."
Istri: "Nah, sekarang coba kembalikan gelas itu seperti semula. Gak bisa, kan? Begitu juga hatiku."
Suami dengan nada puas: "Gelasnya gak pecah karena itu gelas plastik."
Istri kesel: "Ihhh... ya udah deh, habis Maghrib cepetan jemput aku!"
Ukhti yang senyum-senyum baca cerita ini wajib SHARE ya, biar yang lain juga ikut senyum heheheh!
Percakapan Kocak di Radio
Suatu siang, penyiar radio ABC lagi asyik ngobrol sama pendengar setianya.
Pendengar: "Halo, Radio Asyikk!"
Penyiar: "Iya, ini siapa niy?"
Pendengar: "Mau rikues boleh gak?"
Penyiar: "Boleh dong, mau rikues lagu apa?"
Pendengar: "Tolong puterin azan Maghrib dong..."
Penyiar langsung bengong sejenak...
Macam Sifat Pedagang
Pedagang yang kurang kerjaan: Tukang Nasi Goreng. Nasi sudah masak, eh masih saja digoreng lagi!
Pedagang yang paling nekat sedunia: Tukang Gas. Sudah tahu jalanan menurun, eh masih aja teriak “gas.. gas..”, bukannya “rem.. rem..”!
Pedagang yang setia: Tukang Bakso. Walaupun baksonya selalu laris manis dan habis, dia tetap menyisakan 2 “BAKSO” untuk istrinya di rumah.
Mereka semua punya cara unik dalam berjualan, ya! 😂
Telat 1 Bulan
Andriani menyambut suaminya, Joko, pulang dari kantor dengan senyum mesra.
"Mas, aku terlambat satu bulan. Kita akan punya bayi," kata Andriani.
"Tapi, berhubung tadi aku baru tes ke dokter, jangan kasih tahu siapa pun ya. Nanti malu kalau nggak jadi."
Esok paginya, ada tukang tagih listrik mengetok pintu. Setelah dibuka, si tukang tagih bilang, "Bu, Anda terlambat satu bulan..."
Andriani terkejut: "Hah, dari mana Anda tahu?"
"Ini ada di catatan kami..."
"Haaah... masa sampai ada di catatanmu?"
Keesokan harinya, Joko marah saat pergi ke kantor pembayaran listrik.
"Bagaimana ini? Kok bisa tahu istri saya terlambat satu bulan?" tanyanya dengan kesal.
"Tenang, Pak... Kalau Anda mau catatan itu dihapus, tinggal bayar saja kepada kami..."
(Wah, ini pemerasan nih!) pikir Joko. "Lalu, kalau saya nekat nggak mau bayar?" tantangnya.
"Punya Anda saya putus...!!!" jawab petugas dengan santai.
"Wah, kalau punya saya diputus, istri saya di rumah pakai apa?"
"Yaaa... istri Anda kan bisa pakai lilin!!!"
🤣
Juned Anak Bandel
Alkisah, ada seorang murid kelas 4 SD yang sangat terkenal bandel dan suka berbicara kotor.
Saat pelajaran bahasa Indonesia, pak guru bertanya kepada anak-anak:
Guru: "Anak-anak, siapa yang bisa bikin kalimat yang mulai dari huruf A?"
Juned: "Saya, pak…!!!"
Guru: "Wah, kalau Juned, sebaiknya tidak usah saja. Pasti mau berbicara kotor. Coba yang lain?"
Budi: "Saya, pak…!!!"
Guru: "Ya, Budi, coba…"
Budi: "Ani anak yang pintar…"
Guru: "Bagus, bagus. Nah sekarang huruf B?"
Juned: "Saya, pak…!!!"
Guru: "Ah, jangan kamu, Ned. Coba yang lain?"
Ani: "Saya, pak…!!!"
Guru: "Ya, Ani, silakan…"
Ani: "Budi anaknya ganteng…"
Guru: "Ya, bagus-bagus. Baiklah, sekarang mulai dengan huruf Z?"
Saat itu anak-anak bingung, tetapi ada satu anak yang mengacungkan jari.
Juned: "Saya, pak…!!!"
Guru: sambil berpikir apakah ada kata kotor yang dimulai dengan huruf Z "Baiklah, Juned, silakan, tapi ingat, jangan pakai kata yang kotor di huruf Z itu ya…"
Juned: "Baik, pak…"
Guru: "Baik, coba!!!"
Juned: "Zaenal……"
Guru: "Bagus-bagus, lanjutkan!!!"
Juned: "Burungnya gede….."
Guru: @??!!$%&!!!!?
🤣
Anak dan Syetan
Andi, anak kelas 0 besar TK di Bandung, disuruh pergi mengaji oleh ibunya ketika adzan magrib terdengar. Dengan sedikit malas, Andi pun berangkat ke mesjid untuk mengaji. Di sana, diajarkan doa sebelum makan, dan guru ngajinya mengulang-ulang doa itu sampai Andi hafal betul.
Sepulang mengaji, Andi pulang sendirian karena dia satu-satunya anak di daerahnya yang pergi mengaji. Ketika melewati rumah kosong, Andi terhenti sejenak. Langkahnya langsung terhenti ketika di depannya terlihat bayangan putih yang menghalangi jalan.
Andi ketakutan, tetapi dia juga pusing memikirkan untuk balik ke mesjid yang jaraknya sudah cukup jauh. Di depan ada bayangan putih menghalanginya. Akhirnya, dengan keberanian yang dikumpulkannya, Andi berteriak keras sambil membaca doa:
"ALLOHUMA BARIKLANA PIMA ROZAKTANA WAKINA ADAA BANNARR!"
(Doa sebelum makan yang diajarkan di mesjid)
Tanpa diduga, bayangan putih itu pun langsung kabur, sambil mengomel, "BUSYETT, BARU SEUMUR UMUR JADI SYETAN, BARU SEKARANG GW MAU DIMAKAN SAMA ANAK TK!"
🤣
Gobloknya Goblok
Suatu hari, seorang kakek sedang memancing di kali, tetapi sudah tiga jam, belum juga dapat apa-apa. Tiba-tiba, lewat seorang anak kecil dan terjadilah percakapan antara kakek dan si bocah.
Anak: "Gi ngapain, Kong...?"
Kakek: "Ya mancinglah, goblok..."
Anak: "Dapat belum, Kong...?"
Kakek: "Belum, goblok! Banyak bacot lu..."
Anak: "Emang umpan-nya pakai apa, Kong...?"
Kakek: "Ya pakai cacinglah! Dasar goblok."
Anak: "Pantesan, coba pakai keju sama cabe."
Kakek: "Emang bisa gitu...?"
Anak: "Ya nggak bisalah, goblok!"
Karena merasa kaget dikatain goblok sama si bocah, kakek pun mati di tempat karena jantungan. Singkat cerita, si kakek bertemu malaikat di dalam kubur dan ditanya sambil bawa palu gede.
Malaikat: "Kong! Waktu di dunia punya agama nggak...???"
Kakek: "Ya punyalah, goblok..."
Malaikat: "Maaf ya, Kong! Kalau bicara itu yang sopanlah... Kali aja engkong bisa hidup lagi di dunia."
Kakek: "Emang bisa gitu...?"
Malaikat: "Ya nggak bisalah, GOBLOKKK!"
🤣
Hilang di Kebun Binatang
Karena tidak menemukan suaminya, dengan panik seorang ibu mendatangi pusat informasi Kebun Binatang Ragunan.
Ibu: "Mbak, tolong diumumkan dong, suami saya yang bernama Pak Juki terpisah dari keluarga."
Petugas: "Terakhir, pisahnya di mana, Bu?"
Ibu: "Di kandang monyet, Mbak."
Petugas: "Ibu tenang ya, akan kami umumkan. Ibu mohon tunggu di tempat Ibu berpisah dengan suami Ibu ya."
Ibu: "Baik, Mbak. Terima kasih."
Sesaat kemudian, petugas mengumumkan:
"PANGGILAN-PANGGILAN... KEPADA BAPAK JUKI DIHARAPKAN KEMBALI KE KANDANG MONYET, KARENA DITUNGGU SANAK KELUARGANYA!"
🤣
Penunggu Bis Berdarah
Seorang pemuda bernama Mustokir sedang dalam perjalanan menuju Jogya dengan bus malam. Sambil menikmati pemandangan yang samar karena gelap, seorang kakek tua tiba-tiba naik ke bus dan menawarkan buku kepada para penumpang.
"Kamu mau beli buku, Nak? Ada banyak kategori—silat, cinta-cintaan, agama, lengkap semua," ujar si kakek.
Mustokir yang bosan dan tak bisa tidur merasa tertarik. "Ada buku horor, Kek?" tanyanya penasaran.
"Oh, horor ya? Kebetulan nih, sisa satu. Pas banget ceritanya, tentang bus yang dihantui arwah penasaran... judulnya Penunggu Bis Berdarah. Serem banget, Nak," jawab kakek itu sambil menyodorkan buku.
"Penasaran juga, Kek. Berapa harganya?"
"Rp. 95.000 aja, Nak."
Terkejut dengan harganya, Mustokir pun berseru, "Waduh, mahal amat, Kek!"
Kakek tua itu tersenyum, "Ya, namanya juga best seller. Katanya, siapa pun yang baca buku ini bakal syok dengan ending-nya."
Karena rasa penasarannya, Mustokir akhirnya setuju dan menyerahkan uangnya. Saat ia memberikan uang, tiba-tiba petir menggelegar dengan keras, angin berhembus kencang, dan suasana jadi semakin mencekam.
Sebelum turun dari bus, kakek itu menoleh pelan ke arah Mustokir dan berkata dengan lirih, "Nak, ingat! Apa pun yang terjadi, jangan buka halaman terakhir. Kalau tidak, kamu akan menyesal, dan saya tidak mau bertanggung jawab."
Jantung Mustokir berdegup kencang. Ketika kakek itu menghilang dalam kegelapan, Mustokir merasakan ketakutan yang aneh. Tapi rasa penasaran semakin menggelitik.
Di tengah malam, Mustokir akhirnya selesai membaca seluruh buku, kecuali halaman terakhir. Benar saja, buku itu sangat menegangkan dan menyeramkan, seperti yang dikatakan kakek tadi.
Sementara bus terus melaju di tengah hujan deras dan kilat yang menyambar-nyambar, Mustokir menyadari bahwa semua penumpang di sekitarnya sudah tertidur lelap. Bulunya merinding, pikirannya bercampur antara takut dan penasaran.
“Buka halaman terakhir nggak ya?” pikirnya ragu-ragu. Tapi rasa penasaran terus menggelitik hingga akhirnya ia memutuskan, "Ah, sudah lah, sekalian saja! Nanggung!"
Dengan tangan gemetar, Mustokir membuka halaman terakhir secara perlahan. Di pojok kanan atas halaman kosong itu, ada tulisan kecil yang terbaca jelas:
"Penunggu Bis Berdarah"
Terbitan CV. Pustaka Baru
Harga Pas: Rp.12.500
Mustokir terdiam. "APA?! Cuma Rp. 12.500?" katanya dalam hati, menahan kesal campur tawa atas "ending" yang benar-benar tak terduga itu.
Sudah Cari Duit Sendiri
Ali, seorang anak kelas 4 SD, ketahuan merokok oleh bapaknya.
"Bapak: Kamu tidak boleh merokok sebelum bisa cari duit sendiri!" kata bapak sambil menampar dan menendang Ali.
Tapi, dasar Ali yang bandel, besoknya dia merokok lagi dan sekali lagi ketahuan.
"Bapak: Kan kemarin sudah Bapak bilang!!"
Ali menjawab dengan santai, "Lho, kan Ali sudah cari duit sendiri."
Bapak pun penasaran, "Cari duit?"
Ali dengan bangga menjawab, "Iya, tadi Ali cari di lemari Bapak!"
Bapak pun menggeram, "Sini, dasar anak setan!!"
Kambing Hitam vs Kambing Putih
Suatu hari, Epi berpapasan dengan seorang gembala beserta kambing-kambingnya. Dengan penuh rasa ingin tahu, Epi bertanya, “Kambing-kambing bapak sehat sekali! Dikasih makan apa?”
Gembala menjawab, “Yang mana dulu nih? Kambing hitam atau yang putih?”
Epi berpikir sejenak, “Mmmm… yang hitam dulu deh.”
Gembala menjelaskan, “Kalau yang hitam, makannya rumput gajah.”
Epi penasaran, “Kalau yang putih?”
Gembala dengan tenang menjawab, “Yang putih juga…”
Epi mulai bingung, “Oh gitu. Terus, kambing-kambing ini kuat jalan berapa kilo, pak?”
Gembala kembali bertanya, “Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?”
Epi, sedikit kesal, menjawab, “Yang hitam dulu deh…”
Gembala menjawab, “Kalau yang hitam, 4 km sehari.”
Epi melanjutkan, “Kalau yang putih?”
Gembala mengulangi, “Yang putih juga…”
Kini, Epi mulai gondok. “Kambing ini menghasilkan banyak bulu nggak, pak, per tahunnya?”
Gembala: “Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?”
Epi, dengan kesal, berkata, “(dengan kesalnya) Yang hitam dulu!!”
Gembala menjawab, “Yang hitam banyak. 10 kg/th.”
Epi kembali bertanya, “Kalau yang putih…?”
Gembala: “Yang putih juga.”
Epi tak bisa menahan emosinya lagi, “Bapak, kenapa sih selalu membedakan kambing dua ini, kalau jawaban ternyata sama!!??”
Gembala menjawab dengan santai, “Begini, dik. Soalnya yang hitam itu punya saya…”
Epi menghela napas lega, “Oh gitu pak, maaf kalau saya emosi. Lalu, kalau yang putih?”
Gembala: “Yang putih juga…” 😅
Pilot Ketiban Sial!
Pada masa Perang Dunia II, tiga pesawat Belanda jatuh di Kalimantan. Ketiga pilot tersebut disandera oleh warga setempat yang merupakan 'head hunter' sekaligus kanibal. Ketiga pilot yang ketakutan memohon agar tidak dibunuh.
Kepala suku setempat berkata, “Kalau kalian masih mau hidup, kalian harus pergi ke hutan dan bawa kembali SEPULUH buah yang jenisnya sama. Tapi kalian hanya punya waktu tiga jam!” Dengan sangat cepat, ketiga pilot pun berlari ke hutan untuk mencari buah-buahan.
Setelah dua jam, pilot pertama datang membawa sepuluh buah apel.
Kepala Suku: “Baik, kamu telah membawa 10 buah apel. Sekarang masukkan semua apel itu melalui lubang pantat kamu satu per satu. Kalau kamu merintih atau membuat suara, kamu akan saya potong-potong jadi sate!!”
Dengan perlahan, sang pilot mencoba memasukkan apel pertama tanpa merintih. Dengan penuh perjuangan dan ketahanan, akhirnya apel pertama bisa dia masukkan. Namun, pada apel yang kedua, dia tidak bisa menahan sakit dan merintih. Dengan kejam, sang kepala suku memenggal kepala sang pilot. Maka, pilot tersebut naik ke surga.
Pilot kedua datang membawa 10 buah lengkeng. Kepala suku memberikan instruksi yang sama kepada sang pilot. Dalam hati, sang pilot berpikir, “Yah, kalau lengkeng sih gampang!” Dan memang benar, satu lengkeng masuk, dua lengkeng, tiga lengkeng... Namun, saat ia memasukkan lengkeng yang kesepuluh, kepala suku tiba-tiba memotong kepalanya.
Saat pilot kedua naik ke surga, ia bertemu dengan pilot pertama.
Pilot 2: “Wah, kamu mati juga ya?”
Pilot 1: “Iya, aku bawa apel sih. Kan sakit! Sialan itu kepala suku, syaratnya berat banget! Trus kamu bawa buah apa?”
Pilot 2: “Lengkeng.”
Pilot 1: “Lengkeng? Itu kan gampang, kecil, nggak sakit!”
Pilot 2: “Emang betul. Semua lengkeng hampir aku masukkan semua ke dalam lubang pantat. Tapi ya itu, tiba-tiba aku tertawa dan semua lengkeng yang aku sudah masukkan keluar semua...”
Pilot 1: “Bego kamu! Kenapa ketawa?”
Pilot 2: “Habis pas mau masukin lengkeng nomor 10, aku lihat pilot ketiga bawa DUREN!” 😅
Karakter Negara
Jika dibagi dalam 4 kwadran type bangsa yang suka bekerja dan suka berbicara
Sedikit berbicara dan sedikit bekerja.... Anggola, Nigeria... 😪
Sedikit berbicara dan banyak bekerja.... Jepang, Korea... 😁
Banyak berbicara dan banyak bekerja.... USA, UK... 😉
Banyak berbicara dan sedikit bekerja.... India... 🤭
Kalau Indonesia????????
Lain yang dibicarakan... Lain yang dikerjakan. 😜
ASKES
Di suatu kampung, ada seorang pemijat terkenal bernama Andi Askes. Dia memang jago banget dalam merawat orang-orang yang patah tulang. Suatu hari, seorang pasien bernama Tandir yang patah lengan datang dan minta dipijat. Setelah dua hari, sayangnya, tak ada perubahan sama sekali. Bapak Tandir pun mulai gelisah.
"Wah Andi, mending kita ke rumah sakit aja. Biar diperiksa dokter, dan kamu jelasin juga hasil perawatan dua hari ini," keluh Tandir.
"Baiklah, Tandir. Tapi kita berdua kan nggak bisa berbahasa Indonesia," balas Andy.
"Ah, nggak apa-apa, pasti dokter ngerti kok keadaanku," jawab Tandir dengan yakin.
Setiba di rumah sakit, Tandir menemui dokter sementara Andi menunggu di luar. Begini percakapannya:
Dokter: "Bapak sakit apa?"
Tandir: "Ya.... sakissss!" (sambil nunjuk lengannya)
Dokter: "Oh.. lengannya memar."
Tandir: "Ya.... mimur!" (Dia kesal karena sudah berbicara sambil nunjuk)
Dokter: "Udah berapa lama?"
Tandir: (sambil nunjuk tiga jarinya) "Tahun..."
Dokter: "Ah.. nggak mungkin... tiga hari kali.."
Tandir: "Yaaaa..." (Sengaja bikin bingung)
Dokter: "Bapak ada bawa askes?"
Tandir: "Ya... Ada!" (dengan semangat)
Dokter: "Ok! Coba ambilkan."
Tandir pun keluar ruangan dan langsung ke pendopo, di mana Andi Askes lagi asyik ngerokok.
Tandir: "Hoee... enak lu! Sini cepat, dokter ada perlu sama lu. Cepet!"
Andy: "Bener?"
Sesampai di dalam, mereka berdua menemui dokter lagi.
Dokter: "Bapak, mana askesnya?"
Tandir hanya tertunduk dan diam, menunggu si Askes menjawab.
Dokter: "Bapak... mana askesnya tadi?"
Tandir masih tertunduk dan bisu.
Dokter: "Eh.. Bapak ini.. mana dong askesnya."
Tandir yang sudah nggak sabar langsung berteriak: "Hoee... askes kamu tuliiiiii! Masa udah disebut nama tiga kali nggak nyahut?!"
Lalu si Andy dengan perlahan menyahut: "Ya... dok.. aku askes."
Dokter: "???????&&$...."
Di situ, dokter cuma bisa geleng-geleng kepala, bingung dengan situasi yang baru saja terjadi. Ternyata, Andi Askes bukan hanya nama, tapi juga karakter yang bikin orang ketawa! 😄
0 Komentar