JURNAL IT - Pasar saham global tengah bergetar. Namun di balik volatilitas yang terlihat akhir-akhir ini, para analis percaya bahwa pasar belum memasuki fase ledakan besar, melainkan sedang berada di dalam “gelembung CapEx”, gelembung investasi yang didorong oleh belanja modal besar-besaran di sektor teknologi.
Meski tekanan jual mulai terasa, banyak yang menilai kondisi saat ini masih tergolong mild sell off, penurunan ringan yang lebih menggambarkan pergeseran sentimen ketimbang kehancuran pasar.
“Saya tidak melihat ini sebagai akhir dari gelembung,” menurut salah satu analis pasar dalam laporan sumber keuangan internasional. “Ini baru guncangan awal.”
Belum Krisis, Tapi Lebih Dinamis
Pergerakan harga saham saat ini menandai masuknya pasar ke fase volatilitas baru.
Meski fluktuatif, siklus kali ini dianggap lebih singkat dan tidak sekeras yang terjadi pada era gelembung dotcom di tahun 1999–2000.
Sebagai pembanding, antara Oktober 1999 hingga Maret 2000, indeks Nasdaq 100 mengalami lebih dari empat kali aksi jual sebesar 10% atau lebih, namun tetap berhasil melipatgandakan nilainya dalam enam bulan, sebuah periode roller coaster sebelum akhirnya ambruk.
Kini, para analis menilai pasar tidak akan mengulang balapan gila-gilaan seperti masa itu, tetapi juga tidak akan mengalami penarikan besar (big drawdowns) dalam waktu dekat.
Singkatnya, pasar sedang bersiap menghadapi perjalanan berliku, bukan jurang.
Siapa yang Sebenarnya Mengendalikan Arah Pasar?
Dalam siklus keuangan kali ini, saham kembali menjadi penggerak utama, menggantikan peran tradisional dari pedagang pendapatan tetap (fixed income traders).
Para analis menilai bahwa belum ada katalisator fundamental yang cukup kuat untuk memecahkan gelembung CapEx ini. Artinya, untuk saat ini, ekuitas masih memimpin permainan.
Fenomena ini mengingatkan pada awal era dotcom, ketika keyakinan terhadap pertumbuhan teknologi mendorong harga saham melampaui logika nilai wajar. Bedanya, kali ini para pelaku pasar tampak lebih terlatih dan lebih berhati-hati.
Menariknya, raksasa teknologi (mega-cap) kini mulai menerbitkan surat utang baru, dan investor kredit dengan cepat menyerapnya, sebuah tanda bahwa optimisme masih tinggi meski awan gelap mulai menggantung.
Dolar AS, Penguat Tenang di Tengah Guncangan
Bagaimana nasib Dolar AS (USD) dalam pusaran ini?
Jika pasar saham AS terkoreksi, meski hanya sebentar, Dolar berpotensi menguat menjelang akhir tahun.
Namun penguatan ini diperkirakan tidak akan bersifat parabolik atau ekstrem, mengingat posisi pasar yang kini relatif datar.
Dalam kondisi keengganan risiko ekstrem (extreme risk aversion), misalnya penurunan indeks 5–6% hanya dalam beberapa hari, Dolar cenderung mendapat dukungan sementara dari aksi deleveraging investor.
Namun itu bukan karena keyakinan jangka panjang terhadap kekuatan Dolar, melainkan refleks pasar terhadap ketakutan jangka pendek.
Begitu pasar saham kembali pulih, arus modal (inflows) yang masuk ke bursa AS justru akan mendukung penguatan Dolar secara alami.
Analogi Pasar, Mendaki Gunung yang Siap Meletus
Bayangkan pasar teknologi saat ini seperti mendaki gunung berapi yang mulai mengeluarkan asap. Asap itu adalah lonjakan investasi CapEx dan valuasi saham yang membubung tinggi.
Guncangan kecil yang kini terasa, aksi jual singkat dan volatilitas harian, ibarat batu kecil yang jatuh dari lereng. Itu pertanda kita sudah mendekati kawah, tapi belum tentu erupsi besar akan terjadi besok.
Para pendaki pasar, yakni para pedagang ekuitas, masih yakin bahwa letusan besar (bubble burst) belum di depan mata karena pemicu fundamentalnya belum muncul. Namun mereka juga sadar, setiap langkah kini harus lebih hati-hati.
Pasar teknologi, dengan semua ketegangan dan ketidakpastiannya, bisa diibaratkan sebagai gelembung yang masih bernapas, menguap, mengembang, dan menyusut sesuai ritme sentimen dan modal global.
Satu hal yang pasti, fase “guncangan ringan” ini bukanlah akhir, melainkan bagian dari siklus alami pasar.
Dan bagi para investor, pelajaran lama tetap berlaku, setiap gelembung pada akhirnya akan pecah, pertanyaannya hanya kapan, bukan apakah.(*)
0 Komentar