JURNAL IT - Di era modern yang serba sibuk dan terhubung 24/7, kita sering diajarkan bahwa bekerja dalam jam kerja yang panjang adalah sesuatu yang tak terhindarkan dan wajar.
Overwork dianggap sebagai tanda keberhasilan, dan istirahat dianggap sebagai kelemahan.
Namun, apakah benar begitu? Dalam realitasnya, kita sadar bahwa pola kerja yang demikian justru tidak sehat dan tidak bisa berlangsung selamanya.
Pentingnya waktu istirahat saat ini sering kali diabaikan di tengah dunia yang selalu bergerak. Padahal, dalam sejarahnya, hampir setiap masyarakat kuno menganggap bahwa kehidupan yang baik adalah hasil dari keseimbangan antara bekerja dan istirahat.
Baru-baru ini, penelitian dalam bidang neurosains dan psikologi telah menunjukkan bahwa istirahat dapat memperkuat otak kita, meningkatkan kemampuan belajar, dan merangsang kreativitas.
Para ilmuwan, penulis, dan pemimpin militer yang paling terkenal dalam sejarah bekerja jauh lebih sedikit jam dibandingkan dengan sekarang, dan mereka membangun rutinitas harian yang penuh dengan waktu luang.
Tokoh seperti naturalis Charles Darwin dan ahli genetika Barbara McClintock, yang keduanya senang berjalan-jalan, memahami bahwa bekerja dan beristirahat bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan dua hal yang saling mendukung.
Anda tidak akan benar-benar berkembang hingga Anda bisa menguasai keduanya.
Mengubah Pandangan Anda Tentang Istirahat
Salah satu langkah awal adalah mengubah cara Anda memandang istirahat.
Tentu, tidur yang cukup di malam hari sangat penting, dan tidur siang selama 20 menit bisa sangat bermanfaat. Namun, istirahat terbaik saat bekerja tidak ditemukan di sofa atau di depan layar.
Istirahat yang paling bermanfaat adalah yang aktif: berolahraga, mengejar hobi, atau sekadar berjalan-jalan.
Ini akan mengisi daya baterai mental dan fisik kita secara lebih efektif, memberi kita daya tahan dan ketahanan yang lebih besar daripada sekadar bersantai di depan televisi.
Istirahat adalah sesuatu yang bisa kita latih dan perbaiki dari waktu ke waktu.
Seperti atlet, penyanyi, dan biksu Buddha yang menggunakan pernapasan untuk berlari lebih cepat, memproyeksikan suara mereka, dan menenangkan pikiran mereka, kita juga dapat menggunakan istirahat untuk meningkatkan kreativitas dan pemulihan kita.
Atlet mendapatkan hasil terbaik dengan menggabungkan pelatihan intensif dan pemulihan. Demikian juga, orang-orang kreatif harus memadukan periode kerja dalam kedalaman tanpa gangguan dengan periode istirahat yang disengaja.
Desainlah rutinitas yang memungkinkan Anda untuk fokus dan mencapai zona produktif selama empat hingga lima jam sehari, setiap hari.
Jadikan periode itu lebih intensif, bukan lebih lama, dengan menghilangkan gangguan.
Mengintegrasikan Istirahat ke dalam Rutinitas Harian Anda
Beri izin pada diri Anda untuk mematikan email dan layanan pesan, dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Jika Anda memiliki fleksibilitas dalam jadwal Anda, manfaatkan istirahat yang aktif dan panjang.
Ini memberikan kesempatan pada bawah sadar kreatif Anda untuk bekerja pada masalah yang belum terpecahkan sambil Anda pulih, menghasilkan wawasan dan momen "aha" yang mengubah gagasan-gagasan bagus menjadi terobosan.
Orang-orang kreatif dan bersemangat memerlukan istirahat dari pekerjaan mereka, tetapi istirahat tersebut harus sama menariknya dengan pekerjaan itu sendiri, atau mereka tidak akan melakukannya.
Banyak ilmuwan dan CEO adalah pelukis, musisi, atau koki amatir. Ini adalah hobi yang memberikan rasa pencapaian, kendali, penguasaan, dan aliran yang sama seperti ketika pekerjaan berjalan dengan baik, tetapi dalam lingkungan yang berbeda dan dengan hadiah yang cepat dan jelas.
Seringkali, minat mereka ini berasal dari masa kecil, yang membuatnya menjadi lebih berarti.
Jadi, pelukis, musisi, atau koki amatir, dan rasakan kesegaran hidup serta keterlibatan dalam dunia.
Menghadirkan Istirahat Secara Sosial
Kebanyakan dunia kerja tidak didesain untuk istirahat, sehingga kita harus mengambil inisiatif.
Salah satu cara paling ampuh untuk memastikan bahwa kita memberi waktu untuk istirahat adalah melakukannya bersama orang lain.
Mulailah bekerja lebih awal dan temui rekan kerja Anda untuk berjalan-jalan di sore hari. Atau bekerjasamalah dengan pasangan Anda untuk melakukan acara minum teh bersama.
Atau atur pertukaran penitipan anak dengan seorang teman untuk memberi kalian berdua lebih banyak waktu istirahat.
Ingatlah, bagi orang yang sibuk dan penuh semangat, istirahat bukanlah sesuatu yang mudah.
Ini memerlukan pengembangan kebiasaan baru dan memberi waktu pada kebiasaan tersebut untuk menjadi bagian dari rutinitas harian Anda.
Anda tidak bisa terburu-buru. Sama seperti waktu yang diperlukan untuk beradaptasi dengan pekerjaan atau tempat tinggal baru, pikiran Anda memerlukan waktu untuk mulai memanfaatkan kekuatan istirahat.
Jadi, jangan terlalu keras pada diri sendiri jika Anda belum mulai melakukan hal-hal seperti ini. Tidak ada waktu yang lebih baik untuk memulainya daripada sekarang.(*)
0 Komentar