JURNAL IT - Dalam dua hari terakhir, dunia teknologi dihebohkan dengan langkah besar yang diambil dua tokoh ikonik, Jony Ive dan Sam Altman.
Ketika Google memamerkan kacamata Android XR di ajang I/O dengan kemitraan bersama Gentle Monster dan Warby Parker, dunia mengira masa depan AI akan dikenakan di wajah.
Tapi sehari setelahnya, Ive dan Altman muncul dengan kejutan besar yang menyita perhatian.
CEO OpenAI, Sam Altman, resmi mengakuisisi perusahaan hardware AI milik Jony Ive senilai USD 6,5 miliar atau sekitar Rp105 triliun.
Kolaborasi ini menyatukan kekuatan desainer legendaris di balik iPhone dan Apple Watch dengan tokoh utama era AI generatif saat ini.
Kombinasi ini memunculkan ekspektasi tinggi — banyak yang membayangkan mereka akan menciptakan "iPhone-nya AI".
Dalam bocoran rapat internal yang didapat The Wall Street Journal, Altman menegaskan bahwa perangkat ini bukan ponsel atau kacamata — dua bentuk yang sedang dijagokan Google dan Meta.
Ive juga tidak tertarik pada perangkat wearable. Sebaliknya, perangkat ini digambarkan sebagai bagian dari “keluarga perangkat” baru, tidak punya layar, bisa masuk kantong, tapi juga cocok dipajang di atas meja.
Sebuah “perangkat inti ketiga” selain ponsel dan laptop.
Altman menyebut prototipe ini sebagai “salah satu teknologi terkeren yang pernah ada.” Sementara itu, Ive melontarkan sindiran tajam terhadap kegagalan Humane AI Pin dan Rabbit R1 — dua perangkat AI yang dianggap gagal pada 2024.
Era Spaghetti AI Hardware
Saat ini, dunia berada di fase “spaghetti” dalam pengembangan perangkat AI — semua pihak melempar ide ke tembok dan menunggu mana yang akan menempel.
Tidak ada kesepakatan tentang bentuk perangkat terbaik, apalagi yang benar-benar dibutuhkan dan akan dibeli oleh pengguna.
Beberapa perusahaan bereksperimen dengan bentuk berbeda, Samsung dengan Project Moohan, Meta dengan Ray-Ban smart glasses, Bee dan Plaud dengan perangkat berbasis meeting dan bisnis.
Meta sangat vokal tentang bagaimana kacamata pintar (smart glasses) adalah faktor bentuk ideal untuk perangkat keras AI |
Namun mungkin saja, justru Ive dan Altman yang akan menemukan bentuk paling relevan untuk era AI.
Berdasarkan tren saat ini, perangkat AI umumnya memiliki elemen berikut:
- Kamera
- Speaker
- Mikrofon
- Baterai
- Konektivitas internet
- Portabilitas
Ini adalah syarat mutlak bagi AI multimodal, perangkat yang bisa "melihat" sekeliling, terhubung dengan model bahasa besar, bisa diajak jalan, dan tetap aktif dalam berbagai kondisi.
Namun, pertanyaannya adalah: apakah pengguna benar-benar butuh layar?
Desain Prototipe, Lebih Dekat ke iPod Shuffle
Analis rantai pasokan ternama, Ming-Chi Kuo, menyebut prototipe Ive-Altman berukuran sedikit lebih besar dari AI Pin, ramping dan elegan seperti iPod Shuffle.
Alat ini bisa dikenakan di leher, memiliki kamera dan mikrofon, dan akan terkoneksi dengan ponsel serta komputer.
Kombinasi ini membuat banyak pihak menduga perangkat tersebut adalah perpaduan antara Plaud NotePin dan Humane AI Pin — seperti body cam cerdas yang bisa menjadi pajangan minimalis di meja kerja.
Kita mungkin tidak akan tahu bentuk final perangkat ini hingga akhir 2026 atau bahkan 2027.
Tapi inilah bagian yang paling menarik, rasa penasaran yang dibangun perlahan, dan potensi untuk mengguncang pasar sebelum saingan menyadarinya.
Strategi ini juga memberikan satu pesan tersembunyi: apakah benar smart glasses adalah masa depan AI? Mungkin tidak.
Dan seperti permainan teka-teki, kita hanya bisa menebak sambil menunggu tirai dibuka.(*)
0 Komentar