Uji Coba Ini Membuktikan, Lebih Hemat Membiarkan Lampu Menyala atau Mematikannya?

JURNAL IT - Sejak lama, kita terbiasa mematikan lampu secara naluriah ketika meninggalkan ruangan. Tindakan ini didorong oleh keyakinan intuitif bahwa kita akan menghemat energi dan memperpanjang umur bola lampu.

Namun, muncul pertanyaan yang tak kalah penting, apakah lonjakan energi (surge) yang terjadi saat lampu dinyalakan kembali justru menghabiskan lebih banyak daya, sehingga lebih baik membiarkannya menyala saja?

Untuk menjawab pertanyaan penting ini sekali dan untuk selamanya, tim ahli melakukan serangkaian eksperimen rinci, mengukur konsumsi energi awal (startup) dari berbagai jenis bohlam.

Dalam eksperimen ini, tim menggunakan gadget canggih berupa inductive current loop. Kawat listrik dilewatkan melalui alat ini, dan ketika arus mengalir, alat tersebut menginduksi voltase. 

Inductive current loop dihubungkan ke osiloskop berbasis komputer

Alat ini dihubungkan ke osiloskop sampling digital berbasis komputer. Tujuannya? Untuk menangkap dan mengukur secara tepat berapa banyak arus yang mengalir dalam rentang milidetik (miliaran detik) yang sangat cepat saat lampu dinyalakan.

Apa yang ditemukan?

Setelah beberapa kali uji coba, tim melihat pola yang jelas, selalu ada lonjakan besar saat startup, yaitu ketika filamen memanas, seperti yang sudah diperkirakan. 

Namun, lonjakan tersebut tidak berlangsung lama. Bola lampu mencapai kondisi stabil (steady state) dengan sangat cepat, dan lonjakan energi yang digunakan saat startup ternyata sama sekali tidak terlalu besar.

Dengan data lonjakan energi yang telah dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah menghitung Titik Impas (Break-Even Time). 

Titik impas ini menentukan berapa lama Anda harus meninggalkan ruangan agar secara ekonomi, mematikan lampu lebih menguntungkan daripada membiarkannya menyala.

Perhitungan menunjukkan hasil yang mengejutkan, terutama untuk bohlam tradisional:

Tabel hasil pengujian

Bagi bohlam pijar (incandescent), lonjakan startup sangat kecil sehingga Anda hanya akan rugi jika Anda kembali ke ruangan dalam waktu sepertiga detik (0,36 detik). 

Jika Anda meninggalkan ruangan untuk membuat secangkir kopi, yang tentu membutuhkan waktu lebih dari 0,36 detik, Anda harus mematikan lampu. 

Lonjakan daya bohlam pijar sangat minim sehingga Anda akan selalu menghemat uang jika mematikannya saat tidak diperlukan.

Meskipun tabung fluorescent umum menarik energi startup lebih banyak daripada jenis lainnya, energi tersebut hanya setara dengan 23 detik penggunaan berkelanjutan. 

Dalam situasi perumahan, 23 detik adalah waktu yang sangat singkat, dan membiarkan lampu menyala hanya untuk jangka waktu sependek itu hampir tidak mungkin.

Dari sudut pandang penghematan energi, mitos bahwa lebih hemat membiarkan lampu menyala tampaknya sangat mudah dipatahkan.

Apakah Sering Mematikan Memperpendek Umur Lampu?

Penghematan uang bukan hanya soal konsumsi energi, ini juga tentang umur lampu (longevity). 

Tim kemudian menguji apakah uang yang dihemat dari mematikan lampu tidak malah terpakai untuk mengganti bohlam lebih sering akibat stres on/off.

Tahap pengujian lampu stress on/off

Untuk menguji hal ini, beberapa bohlam dipasang ke relai dan pewaktu (timer). Rencananya, lampu-lampu tersebut akan dinyalakan dan dimatikan setiap 2 menit secara terus-menerus.

Uji ketahanan ini berjalan selama lebih dari sebulan (6 minggu). Dalam sebulan itu, lampu-lampu tersebut telah dinyalakan dan dimatikan lebih dari 10.000 kali! Jumlah stress on/off ini setara dengan lebih dari 5 tahun penggunaan normal dalam rumah tangga.

Setelah menjalani siklus ekstrem ini, hasilnya sangat jelas, satu-satunya bohlam yang tidak mati adalah LED.

Dengan mempertimbangkan faktor energi dan ketahanan (longevity), tim telah mencapai kesimpulan yang cerah. 

Mengingat bahwa lonjakan startup bohlam pijar hanya menggunakan daya setara dengan 0,36 detik penggunaan berkelanjutan, dan bahwa keausan akibat seringnya menyalakan dan mematikan tidak seburuk yang diperkirakan (mengingat bohlam mampu bertahan 5 tahun stres dalam sebulan uji coba), maka saran yang benar adalah:

Selalu matikan lampu saat Anda meninggalkan ruangan.

Mitos ini dipastikan terbantahkan. Tindakan mematikan lampu saat Anda keluar, sekecil apa pun jarak waktunya, adalah pilihan yang paling ekonomis dan tepat.(*)

Posting Komentar

0 Komentar